ERITROMISIN
Nama : Febriyani
Gugus : Pulo (3)
Produ : S1 Farmasi
ISI TUGAS
Antibiotik merupakan salah satu golongan obat yang memiliki banyak jenis. Salah satunya ada Eritromisin (erythromycin) bahasa layinya dalam bidang farmasi, dan juga memiliki beberapa jenis obat mulai dari cairan obat hingga obat minum berupa tablet. Erythromycin dapat digunakan untuk sejumlah kondisi akibat infeksi bakteri.
Erythromycin adalah obat golongan makrolid untuk mengatasi bakteri penyebab infeksi dalam tubuh manusia. Erythromycin dapat digunakan untuk menangani berbagai macam infeksi bakteri pada tubuh, seperti;
• infeksi kulit
• infeksi saluran pernapasan
• difteri
• penyakit legionnaire, dan
• penyakit menular seksual
Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati demam rematik pada pasien yang memilih reaksi alergi terhadap pemakaian penisilin atau obat-obatan sulfa. Anak-anak yang masih terlalu muda yang mengonsumsi teracyline bisa juga diberikan obat erythromycin ini.
Namun, perlu diingat bahwa erythromycin hanya bisa digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi bakteri. Jadi,tidak bisa menggunakan nya untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh virus seperti influenza. Obat erythromycin juga tidak dijual bebas dan hanya didapatkan dengan resep dokter.
Dosis obat erythromycin mengacu situs BPOM di Indonesia, Eritromisin tersedia dalam dosis-dosis sebagai berikut;
• kapsul/kaplet/tablet 250 mg dan 500 mg
• Tablet kunyah 200 mg
• sirup kering 299 mg/ 5 mL
• Gel 2%
• Krim 2%
• cairan luar 2%
Sementara itu, bentuk sediaan yang saat ini belum tersedia di Indonesia adalah serbuk injeksi 500 mg dan 1000 mg.
Adapun dosis untuk orang dewasa yaitu:
1. Dosis dewasa untuk gastroenteritis campylobacter
Infeksi ringan hingga sedang: 30-50 mg/kg (Bade atau stearate) per hari dengan dosis maksimal 4 gr. Dan 30-50 mg (erthlsuccinate) per hari terbagi setiap 6 jam sekali selama 10 hari, dengan dosis maksimal 4gr per hari.
Infeksi berat; 1-4 gram/hari terbagi setiap 6 jam atau dengan infus berkelanjutan.
2. Dosis dewasa untuk chancroid
500 mg (Bade) 4x sehari selama 7 hari
3. Dosis dewasa untuk lymphogranuloma venereum (LPV)
500 mg (Bade) 4x sehari selama 21 hari
5. Dosis dewasa untuk mycoplasma pneumonia
Infeksi ringan hingga sedang;
250-500 mg (Bade atau stearate) atau 400-800 mg (ethylsuccinate) diminum setiap 6 jam sekali.
Infeksi berat;
1-4 gram/hari terbagi setiap 6 jam atau dengan infus berkelanjutan.
5. Dosis dewasa untuk uretritis non gonore dan infeksi chlamyfia
500-666 mg (Bade atau stearate) 4x sehari atau setiap 8 jam sekali selama 7 hari.
800 mg (ethylsuccinate) 3x sehari selama 7 hari.
Efek samping obat erythromycin dengan penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau tidak sesuai anjuran bisa membuat obat tidak bekerja dengan baik dan memicu terjadinya resistensi antibiotik, selain itu ada juga efek samping serius yang mungkin terjadi akibat penggunaan Eritromisin sebagai berikut;
1. Urine berwarna gelap
2. Susah bernafas
3. Kehilangan Indra pendengaran
4. Dada sesak dan detak jantung tak menentu
5. Reaksi alergi seperti kulit kemerahan, ruam kulit, kulit gatal, kulit mengelupas.
6. Diare kronis hingga hanya mengeluarkan air
7. Lemah dan lelah yang tidak biasa
8. Sakit kuning (mata dan kulit berwarna kuning)
Ada juga efek samping yang lebih ringan dan biasanya akan menghilang dengan sendirinya yaitu;
1. Diare ringan
2. Kehilangan nafsu makan
3. Mual dan muntah, dan
4. Sakit perut.
Obat-obat Eritromisin tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan makanan tertentu karena infeksi obat dapat terjadi, konsumsi alkohol dan tembakau juga akan menyebabkan infeksi terjadi.
Komentar
Posting Komentar